Gizi buruk di kota Bontang telah menjadi persoalan serius pada saat ini. Dari data hasil survey pemetaan dan pemantauan status gizi anak balita di kota Bontang yang dilakukan tim peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bontang diketahui bahwa permasalahan gizi yang ada di kota Bontang bersifat kronis.
Hal tersebut menggambarkan adanya masalah gizi pada masa lampau dengan sejumlah bukti di lapangan berupa balita pendek sekitar 30%. Survey pemetaan dan pemantauan gizi di kota Bontang ini dilakukan pada bulan Februari terhadap 15.657 sampel balita dari 503 RT pada 30 klaster di 3 kecamatan.
Dari data hasil survey itu, tercatat kecamatan Bontang Selatan sebagai kecamatan yang memiliki masalah gizi tertinggi dengan 34,8%, disusul Bontang Utara dengan 29,4%, serta Bontang Barat dengan 26,2%. Kecamatan Bontang Barat juga tercatat sebagai wilayah yang bermasalah dengan gizi lebih/kegemukan. Dari paparan yang disampaikan Agus Tri Winarto selaku ketua tim peneliti, diketahui bahwa persoalan gizi buruk di kota Bontang dapat berakibat pada hilangnya satu generasi atau berkurangnya tingkat kecerdasan dan pertumbuhan anak di masa yang akan datang.
Sementara itu, dalam sambutan Wakil Walikota Bontang, Sjahid Daroini dinyatakan bahwa perkara guzi buruk merupakan tanggung jawab semua pihak. Sjahid juga berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bermanfaat bagi pengambilan keputusan pengentasan gizi buruk sehingga lebih tepat guna dan tepat waktu serta dana. Selain itu, Sjahid berharap faktor keluarga, pemerintah dan lembaga terkait dapat bekerja sama untuk menuntaskan masalah gizi buruk tersebut. (Dwi/Faisal PKTV Bontang)
Sumber :
http://pktvnews.com/?p=245#more-245
15 Juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar