Kamis, 19 Agustus 2010

Kota Bontang








Kota Bontang adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 120 kilometer dari Kota Samarinda, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan dan Selat Makassar di timur. Letak geografisnya 0.137° LU dan 117.5° BT.

Di kota ini berdiri tiga perusahaan besar di bidang yang berbeda-beda, Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak),dan Indominco Mandiri (batubara) serta memiliki kawasan industri petrokimia yang bernama Kaltim Industrial Estate. Kota Bontang sendiri merupakan kota yang berorientasikan di bidang industri, jasa serta perdagangan.

Kota Bontang selain terkenal karena ada tiga perusahaan itu, juga karena adanya keberadaan tim sepak bola, Bontang FC (dulu Bontang PKT) yang bermain di Superliga, Marching Band Bontang PKT binaan Pupuk Kalimantan Timur dan Marching Band Eroh Dahana Patra binaan Badak NGL. Sementara itu, studio siaran televisi lokal, LNGTV dan PKTV juga terletak di Kota Bontang.

Kota Bontang memiliki dua sekolah besar dan ternama, yaitu VIDATRA yang dibina oleh Badak NGL dan YPK binaan Pupuk Kalimantan Timur. Kantor pengurus Taman Nasional Kutai yang berada di utara Kota Bontang, juga berada di kawasan ini.

Kota Bontang memiliki bandara yang dinamakan Bandar Udara Bontang.

Semboyan Kota Bontang adalah "Kota TAMAN": "Tertib, Agamais, Mandiri, Aman, dan Nyaman".


Sejarah

Dalam perjalanan sejarah, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang terletak di daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus berkembang. Pada awalnya, sebagai kawasan permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang sangat sederhana. Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar Petinggi di bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama Petinggi Bontang tersebut adalah: Nenek H Tondeng, Muhammad Arsyad yang kemudian diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng, dan Haji Amir Baida alias Bedang.

Bontang terus berkembang sehingga pada 1952 ditetapkan menjadi sebuah kampong yang dipimpin Tetua Adat. Saat itu kepemimpinan terbagi dua: hal yang menyangkut pemerintahan ditangani oleh Kepala Kampung, sedangkan yang menyangkut adat-istiadat diatur oleh Tetua Adat Jauh sebelum menjadi wilayah Kota Administratif, sejak 1920, Desa Bontang ditetapkan menjadi ibu kota kecamatan yang kala itu disebut Onder Distrik van Bontang, yang diperintah oleh seorang asisten wedana yang bergelar Kiyai. Adapun Kyai yang pernah memerintah di Bontang dan masih lekat dalam ingatan sebagian penduduk adalah: Kiyai Anang Kempeng, Kiyai Hasan, Kiyai Aji Raden, Kiyai Anang Acil, Kiyai Menong, Kiyai Yaman, dan Kiyai Saleh. Sebelum menjadi sebuah kota,status Bontang meningkat menjadi kecamatan , dibawah pimpinan seorang asisten wedana dalam Pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai Kartanegara XIX (1921-1960), setelah ditetapkan Undang Undang No 27 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tk II di Kalimantan Timur dengan menghapus status Pemerintahan Swapraja.


Asal-usul Nama Bontang

Dalam perbendaharaan asli Kalimantan, tidak dikenal kata "bontang". Menurut cerita turun-temurun, "bontang" merupakan akronim Bahasa Belanda “bond” yang berarti kumpulan atau Bahasa Inggris yang artinya ikatan persaudaraan, serta “tang” dari kata pendatang. Sebutan ini diberikan, karena cikal bakal kampung Bontang tidak lepas dari peran pendatang.


Pemerintahan

Kota Bontang dibagi menjadi 3 kecamatan dan 15 kelurahan, yaitu :

Bontang Barat, yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :

Belimbing
Kanaan
Telihan

Bontang Selatan, yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :

Tanjung Laut
Tanjung Laut Indah
Berbas Tengah
Berbas Pantai
Bontang Lestari
Satimpo

Bontang Utara, yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :

Api-Api
Bontang Baru
Bontang Kuala
Guntung
Gunung Elai
Lok Tuan


Ekonomi

Kota Bontang dikenal dengan kota industri dan jasa, dua sektor tersebut telah memberikan nilai pendapatan yang utama bagi daerah ini . Di Kota Bontang, dalam kawasan tiga perusahaan raksasa itu, berbagai fasilitas moderen lengkap tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi karyawan, tempat olahraga, rekreasi, taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang, yang tentunya menambah kas daerah dari sektor jasa, sektor jasa dan industri pengolahan adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Dari tiga perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota ini. Keberadaan perusahaan raksasa itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup sehari-hari.

Di sektor pariwisata, Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir putih bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain menarik wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah dikembangkan sebagai obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah, serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kutai Timur. Potensi budidaya perikanan laut dengan komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut, dan tiram banyak diminta oleh pasar luar negeri.

Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang. Kota ini dianugrahi kekayaan alam, terutama gas alam yang sangat besar. Tahun 2005, Produksi LNG mencapai 42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk konsumsi ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG, PT Badak LNG n Co.

Ekspor keseluruhan Kota Bontang menghasilkan devisa sebesar US $ 8.119.872.685. Sebagian besar nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor migas, yaitu sebesar US $ 7.216.713.333. Sedangkan ekspor non migas hanya sebesar US $ 903.159.352.

Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri yang memproduksi amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor urea dan amoniak dari daerah ini adalah PT Pupuk Kaltim. Produksi amoniak pada Tahun 2005 mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68 ton. Sedangkan produksi Urea, dalm hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79 ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor, mencapai sebesar 543.782,23 ton.

Dominasi berbagai industri di atas terlihat jelas dalam komposisi PDRB Kota Bontang. Dari keseluruhan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000, Tahun 2005 sebesar Rp 26,26 trilyun, konstribusi sektor industri pengolahan mencapai Rp 24,73 trilyun atau 94,17 persen. Dominasi industri yang berhubungan dengan hasil alam ini tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian kota Bontang sendiri, melainkan juga menghasilkan devisa yang besar bagi negara.

Dilihat dari banyaknya industri, di Kota Bontang terdapat berbagai jenis industri antara lain industri aneka sebesar 196 buah, industri hasil pertanian dan kehutanan 299 buah, dan industri logam, mesin, dan kimia sebesar 205 buah. Industri aneka menyerap tenaga kerja 838 orang dengan nilai investasi sebesar Rp 2,39 milyar. Sedangkan industri hasil pertanian dan kehutanan menyerap 893 tenaga kerja dan nilai investasi sebesar Rp 14,91 milyar. Sementara industri logam, mesin, dan kimia menyerap 4.020 tenaga kerja dengan nilai investasi sebesar Rp 5,29 trilyun.


Penduduk

Kota Bontang memiliki luas 497,57 km² dan penduduk berjumlah 167.328 jiwa (pada 2008) serta kepadatan sebesar 336,29 jiwa/km²


Agama

Mayoritas penduduk Kota Bontang memeluk agama Islam. Selain Islam, terdapat beberapa agama lain, yaitu Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Konghucu.


Obyek Wisata

Obyek wisata di Kota Bontang amat beragam, berikut merupakan daftar obyek wisata di Kota Bontang:

Pulau Beras Basah
Pulau Segajah
Bontang Kuala
Padang golf Hotel Bukit Sintuk
Taman Nasional Kutai

Masih banyak obyek wisata lainnya selain yang disebutkan di atas seperti wisata belanja dan wisata kuliner (terutama seafood).


Pusat Perbelanjaan

Berikut adalah daftar pusat perbelanjaan yang berada di kota bontang :

Plaza Taman
Bontang Plaza
Andhika Plaza
Bontang Trade Center (Home Mart)
Koperasi Karyawan PKT
Gunung Emas Swalayan
Pasar Rawa Indah
Pasar Telihan
Pasar Malam Berbas
Pasar Loktuan

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bontang


Sumber Gambar:
http://mhdindra.blogspot.com/2008/10/indra-muhamad-99-pupuk-kaltim-bontang_7047.html
http://indonesia-arab.blogspot.com/2009/06/stadion-taman-prestasi-bontang.html
http://nanpunya.wordpress.com/2009/03/11/sarapan-pagi-yuukck-dengan-sedekah/
http://damdam.site40.net/
http://www.hydrocarbons-technology.com/projects/bontang/bontang4.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bontang
http://nuryadi27.files.wordpress.com/2007/12/peta.gif

Flight to Bontang

Peta Bontang


View Larger Map

Kota Bontang

Kota Bontang merupakan salah satu kota di Propinsi Kalimantan Timur. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di sebelah Utara dan Barat, dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Selatan, dan dengan Selat Makassar di sebelah Timur. Kota ini merupakan pemekaran Kabupaten Kutai dengan luas 497,57 Km2, penduduk berjumlah 121.082 jiwa.

Di kota ini berdiri tiga perusahaan besar Badag NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak), dan Indominco Mandiri untuk batu bara serta memiliki kawasan industri petrokimia bernama Kaltim Industrial Estate. Kota Bontang sendiri merupakan kota yang berorientasi pada bidang industri, jasa serta perdagangan. Semboyan Kota Bontang adalah Kota TAMAN: Tertib, Agamis, Mandiri, Aman, dan Nyaman".

Kota Bontang dikenal dengan Kota industri dan jasa, dua sektor tersebut telah memberikan nilai pendapatan yang utama bagi daerah ini . Di Kota Bontang, dalam kawasan tiga perusahaan raksasa itu, berbagai fasilitas moderen lengkap tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi karyawan, tempat olahraga, rekreasi, taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang, yang tentunya menambah kas daerah dari sektor jasa, sektor jasa dan industri pengolahan adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Dari tiga perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota ini. Keberadaan perusahaan raksasa itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup sehari-hari.

Di sektor pariwisata, Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir putih bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain menarik wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah dikembangkan sebagai obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah, serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kutai Timur. Potensi budidaya perikanan laut dengan komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut, dan tiram banyak diminta oleh pasar luar negeri.

Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang. Kota ini dianugrahi kekayaan alam, terutama gas alam yang sangat besar. Tahun 2005, Produksi LNG mencapai 42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk konsumsi ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG, PT Badak LNG n Co.

Ekspor keseluruhan Kota Bontang menghasilkan devisa sebesar US $ 8.119.872.685. Sebagian besar nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor migas, yaitu sebesar US $ 7.216.713.333. Sedangkan ekspor non migas hanya sebesar US $ 903.159.352.

Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri yang memproduksi amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor urea dan amoniak dari daerah ini adalah PT Pupuk Kaltim. Produksi amoniak pada Tahun 2005 mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68 ton. Sedangkan produksi Urea, dalm hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79 ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor, mencapai sebesar 543.782,23 ton.

Dominasi berbagai industri di atas terlihat jelas dalam komposisi PDRB Kota Bontang. Dari keseluruhan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000, Tahun 2005 sebesar Rp 26,26 trilyun, konstribusi sektor industri pengolahan mencapai Rp 24,73 trilyun atau 94,17 persen. Dominasi industri yang berhubungan dengan hasil alam ini tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian kota Bontang sendiri, melainkan juga menghasilkan devisa yang besar bagi negara.

Dilihat dari banyaknya industri, di Kota Bontang terdapat berbagai jenis industri antara lain industri aneka sebesar 196 buah, industri hasil pertanian dan kehutanan 299 buah, dan industri logam, mesin, dan kimia sebesar 205 buah. Industri aneka menyerap tenaga kerja 838 orang dengan nilai investasi sebesar Rp 2,39 milyar. Sedangkan industri hasil pertanian dan kehutanan menyerap 893 tenaga kerja dan nilai investasi sebesar Rp 14,91 milyar. Sementara industri logam, mesin, dan kimia menyerap 4.020 tenaga kerja dengan nilai investasi sebesar Rp 5,29 trilyun.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Bontang

Produksi LNG Bontang Diturunkan

Kapasitas produksi kilang Liquid Natural Gas (LNG/gas alam cair) Bontang diturunkan menyusul pengurangan permintaan dari pembeli tradisional yaitu Jepang, Korea dan Taiwan.

Saat ini kapasitas terpasang produksi dari Kilang Bontang 22,5 juta metrik ton per tahun.

"Kami akan menurunkan produksi dari kilang Bontang," ujar Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) R Priyono melalui pesan singkatnya di Jakarta, Senin, 30 Maret 2009.

Dia menambahkan, selain mengurangi produksi LNG di Bontang guna mencegah terjadinya tank top, pihaknya juga telah memiliki pasar penyaluran untuk kelebihan produksi sebesar 14 kargo dengan cara mnegalihkan pasokan kepada Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar enam kargo hingga Desember ini, disamping itu juga akan diubah menjadi LPG juga enam kargo.

Sedangkan sisanya, kata Priyono, hingga kini BP Migas masih mencari pasar baik domestik maupun luar negeri.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Badak Natural Gas Liquefaction (NGL) perusahaan penghasil LNG terbesar di Indonesia yang mengoperasikan Kilang Bontang Agus Hariyanto mengatakan kapasitas kilang LNG Bontang adalah 22,5 juta ton pertahun.

"Dengan pasokan gas sebesar 2800 mmscfd dari VICO, Pertamina, Total dan Chevron maka produksi LNG yang dihasilkan pertahun sekitar 18 juta ton," kata dia.

Selain itu, Agus menjelaskan di Kilang ini juga memiliki kaspasitas terpasang produksi LPG sebesar 1,1 juta metric ton pertahun dapat menghasilkan LPG sebesar 500-600 ribu ton.

PT Badak NGL pemegang sahamnya adalah Pertamina, VICO dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak.

Sementara itu, nama perusahaan itu diambil dari nama daerah tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut yaitu lapangan Badak.


Sumber :
Antique, Ferial
http://bisnis.vivanews.com/news/read/44744-produksi_lng_bontang_diturunkan
30 Maret 2009

Bontang memang kaya sih tapi……

Saya baru saja membaca blog ini tentang 20 kabupaten terkaya di Indonesia. Bisa dibilang urutannya dikuasai oleh kabupaten-kabupaten di Kalimantan Timur, bisa ada lihat dari 20 kabupaten yang masuk, 14 kabupaten berada daam propinsi yang memilik Sungai Mahakam ini.

Tentu saja sebagai pemegang KTP Kaltim selama hampir 10 tahun saya bangga, apalagi kota tempat saya dibesarkan tidak main-main masuk urutan ke 15. Ternyata kabupaten yang dulunya populasi orang utannya lebih banyak daripada manusia maka ini sebuah prestasi yang tidak bisa dibilang kecil. Maklum saja Kalimantan Timur baru bisa mengejar ketertinggalannya sejak otonomi daerah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga daerah-daerah yang tadi harus menyetor “upeti” lebih banyak ke pusat sekarang dapat memaksimalkan kekayaan daerahnya untu membangun daerahnya masing-masing.

Perubahan ini juga membawa dampak sosial yang baru. Di Bontang saja yang tadinya orang-orang yang tinggal di kompleks PT. Badak NGL dan Pupuk Kaltim menjadi bagian orang-orang “strata” atas (anda bisa membayangkan keadaan ini seperti Komplek Timah dan orang Kampong pada Laskar Pelangi karya Andre Hirata), dengan segala fasilitas dan kemewahannya (anda bisa bayangkan listrik dan air gratis belum lagi fasilitas kolam renang, lapangan tenis dan sekolah yang lengkap). Sedangkan orang di luar kompleks, kami menyebutnya orang kampung (mirip kan dengan kisah Laskar Pelangi??). Mereka tinggal di rumah-rumah panggung dari kayu dengan arsitektur khas rumah suku Bugis, yang seringkali sudah miring. Sehingga kami, penghuni kompleks teramat jarang bersentuhan dengan orang kampung selain antara atasan dan bawahan atau antara pembantu dengan majikan dan antara pembeli dan penjual.

Sekarang ceritanya sudah berbeda, berbalik malah. Banyak dari orang kampung tersebut sekarang menjadi pengusaha sukses. Mengusahakan apapun yang dulu mereka tidak bisa mereka usahakan seperti usaha batu bara, swalayan, hasil-hasil hutan dan yang baru booming di Bontang adalah usaha sarang walet yang menurut kabar beritanya sekali panen bisa menghasilkan 60-an juta, setahun bisa 3 kali. Bisa anda bayangkan betapa tebalnya kantong orang-orang Bontang.

Sekarang pun rumah-rumah mereka lebih besar dan mewah daripada milik orang-orang kompleks. Mereka juga memiliki mobil-mobil keluaran terbaru walaupun inden lebih lama dari pada orang-orang Jakarta. Jangan salah walaupun tinggal di Kalimantan Timur tapi mereka juga punya gadget-gadget yang sekali lagi cuma kalah sama orang Jakarta deh (intinya bisa dibeli dengan uang, pasti ada di Bontang).

Sayangnya kekuatan uang tidak diikuti dengan perkebambangan pola pikir. Mereka selalu merasa menjadi orang miskin. Buktinya masih banyak sebuah yayasan pendidikan yang terkemuka di Bontang, punya gedung sekolah, universitas sampai klinik yang mentereng namun masih minta sumbangan masyarakat ketika akan membangun sebuah gedung TK.

Lalu ada sebuah Mesjid pembangunannya tersendat-sendat (mungkin karena sangking mewahnya kali) lalu minta sumbangan ke masyarakat padahal panitia dan lingkungan Mesjid bisa dibilang orang-orang yang berkecukupan dan tidak jauh dari situ sudah ada Mesjid juga. Belum lagi Ibu saya pernah membantu sebuah sekolah SD yang bangunannya hampir rubuh bersama expatriat, padahal disekeliling sekolah itu rumahnya bagus-bagus lho. Bingung kan kok bisa sekolahnya sereot itu. Juga pernah ketika salah seorang teman Ibu saya seorang expatriat ingin menyumbang untuk anak-anak sekolah yang kurang mampu, sama salah seorang koordinatornya malah diusulkan untuk dibelikan raket tenis, walaupun akhirnya oleh Ibu saya sumbangan diarahkan di perkampungan nelayan.

Masih banyak tingkah “aneh” lainnya yang menurut saya tidak mencerminkan daerah kaya, malah kok berkesan OKB. Adik saya punya pengalaman “aneh” dengan kelakuan para OKB ini. Beberapa tahun yang lalu, adik saya sowan ke rumah temannya di sebuah perumahan mewah di Bontang. Kebetulan ketemu Bapak temannya. Selama bertamu di rumah temannya itu si Bapak langsung berkeluh kesah tentang jalan di depan rumahnya yang rusak (memang sedikit rusak) yang tidak secepatnya diperbaiki oleh pemkab Bontang. Pulangnya adik saya bilang bahwa “lha di Jakarta aja udah biasa tuh memperbaiki sendiri jalan di depan rumah mereka kalo rusak, ditambal aja pake semen. Emang berapa sih biayanya? Gak sebesar dia beli motor kan? Padahal motornya di rumah ada 3. Dasar mental miskin yah miskin mulu padahal bisa jadi amal jariyah dia kan. Ngapain juga pake nungguin Pemkab”.

Mental-mental seperti ini lah yang akhirnya akan menggerogoti Bontang. Jangan heran sedikit demi sedikit alam di kota Bontang dan sekitar sudah habis “dimakan” oleh warganya sendiri. Jarang sekali sekarang pemandangan hutan yang ada adalah padang rumput. Belum lagi rumah mewah yang dibangun tanpa memperdulikan lingkungan di sekelilingnya menambah ruwetnya masalah kota Bontang. Namun bagaimanapun keadaannya saya tetap mengganggap kota ini sebagai kampung halaman yang selalu saya cintai.


Sumber :
Noni Nandani
http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/29/bontang-memang-kaya-sih-tapi/
29 Juli 2010

Gubernur Kagumi Pembangunan di Bontang

Mengawali kunjungan kerja Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak, kemarin rombongan lebih dulu berkunjung ke Kota Taman. Tiba sekitar pukul 09.30 Wita, rombongan langsung meninjau pembangunan BLK yang terletak di Bontang Lestari. Keberadaan BLK tersebut, diharap mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) dalam penuhi kebutuhan lapangan pekerjaan.

Dari Bontang Lestari, rombongan menuju PT PKT untuk bersilaturahmi dengan manajemen perusahaan pupuk terbesar di dunia tersebut. Dalam sambutan singkatnya, Awang Faroek berharap, perusahaan swasta di Kaltim lebih memberikan perhatiannya terhadap program pembangunan, yang dicanangkan Pemprov Kaltim.

Sebelum bertolak ke Sangatta, Kutim, Awang Faroek menyempatkan menggelar rapat kerja dengan seluruh SKPD Bontang, sekaligus penyerahan bantuan dari Pemprov yang dipusatkan di Balaikota Bontang, Jl Awang Long Bontang Utara. Hadir dalam rapat kerja, Wakil Gubernur Faridj Wadjdy, Walikota Bontang Sofyan Hasdam, Wakil Walikota Sjahid Daroini, Plt Sekkot Bontang Abdul Azis, dr Sutrisnowati mewakili DPRD Bontang, serta unsur Muspida baik Pemkot Bontang maupun Pemprov Kaltim.

Sofyan Hasdam mengatakan, pembangunan yang dilaksanakan selama ini dinilai sukses. Ini tak lepas dari dukungan seluruh masyarakat Bontang, sehingga pencanangan pembangunan berjalan baik dan aman.

"Selain itu, keberhasilan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) tetap dilakukan, guna mengantisipasi berakhirnya pengoperasian PT Badak NGL dan PT PKT Bontang. Karena itulah, program yang dijalankan sekarang dan mendatang, harus benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat. Agar daerah ini tak lagi ketergantungan pada hasil migas yang terus mengalami penurunan," jelas Sofyan Hasdam.

Program pendidikan, olahraga dan pelayanan dokter keluarga di Bontang-pun terus dikembangkan. Begitupun dengan pemanfaatan kekayaan laut yang cukup melimpah. "Untuk pendidikan, diharapkan tahun mendatang, kualitas belajar-mengajar di sekolah lebih ditingkatkan. Tak ada alasan, karena untuk pendidikan sudah digratiskan di setiap sekolah. Sementara pelayanan dokter keluarga beberapa tahun sudah berjalan, sehingga Puskesmas tak lagi melayani orang sakit, cukup di klinik dokter keluarga yang tersedia di setiap kelurahan," sambat Sofyan Hasdam.

Sementara Awang Faroek Ishak mengaku, pembangunan di Bontang sudah berjalan sesuai harapan pemerintah. Namun, hasil itu jangan membuat pemerintah cepat berpuas diri. Karena masih banyak tugas dan tanggungjawab yang harus diselesaikan, dalam mendukung program pemerintah. "Ini semua tidak lepas keterlibatan masyarakat. Target kita harus lebih baik dari sekarang. Mari kita berpikir lebih cerdas lagi, demi majunya pembangunan di daerah lebih bagus," pesan Awang Faroek Ishak.
(im/sapos.co.id/02/03/2010)


Sumber :
http://kaltimbkd.info/index.php/id/berita-dan-artikel/berita-kabkota/535-gubernur-kagumi-pembangunan-di-bontang
2 Maret 2010